Minggu, 28 Juni 2009

Belajar Keragaman Dari Tanah Suci…(Suuz Zhan Bag. II)

Belajar Dari Salaf..Belajar Dari sejarah..Belajar Dari Tokoh Dunia!!!

1. Ketika Imam Syafi’i mengritik pemikiran gurunya yang sangat dicintainya, apakah ia teriak-teriak di masjid? Bicara kesana kemari nggak karuan? Atawa cuman “nasehatin” langsung ke gurunya??? Tidak!!! Setelah wafat sang Imam besar ini menulis sebuah judul buku yang berbunyi ‘Ibthilol Istihsan” (membatalkan/kritikan tehadap Istihsan. Istihsan adalah produk pemikiran Imam Malik dalam Ushul Fikih). Yah kritikan dalam sebuah buku (Muwatha Imam Malik) dengan buku kritikan lagi dalam bentuk buku pula (Dalam Al-Umm, karya monumental Imam Syafi’i). Keduanya akhirnya diterima umat Islam berabad-abad sesudahnya sebagai dua karya gemilang. Selamatlah hati, lenyaplah suuz zhan dan berbuah maha karya, magnum opus sang dua maestro ahli fikih. Inilah segelintir kisah akhlak Islami, akhlak Al-Qur’an.
2. Ketika seorang ulama besar dari Mesir, Muhammad Ghazali menulis sebuah buku kontroversial, As-Sunnah An-Nabawiyyah Baina Ahlul Fiqh wa Ahlul Hadis (Sunnah Nabawi antara pemikiran ulama fikih dan ulama hadist), Yusuf Qardhawi tidak setuju dengan pemikirannya, tapi tidak teriak-teriak di mimbar, tidak juga langsung telepon,
“Eh, kalau nulis yang bener donk!!. Tapi Qardhawi menulis buku sanggahan yang berjudul: Kaifa Nata'amal ma'a al-Sunnah al-Nabawiyyah
(Bagaimana berinteraksi dengan sunnah). Dua karya ini layak diacungin jempol terlepas dari suka atau tidak bagi pembacanya dan buku ini sering dikaji oleh peniliti hadist. Sekali lagi satu bentuk kebaikan dikritik dengan kebaikan lainnya, hilanglah suuz zhan dan berjayalah produk kebaikan dan manfaat. Inilah pelajaran dari ulama Islam Kontemporer.
3. Dalam salah satu buku karya Hamka (saya lupa judulnya), disebutkan ketika zaman Soekarno, ada terbitan Al-Qur’an yang salah satu harakat saja. Dan ini diketahui oleh seorang ulama di kota Padang (kalau nggak salah). Apakah ulama ini teriak-teriak di mimbar kalau cetakan Qur’an itu salah!!!! Teriak di seminar, symposium?? Tidak. Justru di ke Jakarta berhari-hari untuk bertemu presiden (atau menteri agama, maaf saya lupa) dan langsung menunjukan bahwa cetakan Al-Qur’an ada yang salah. Selamatlah hati, selamatlah mulut malah berbuah manfaat dan berkah dan inilah Akhlak Al-Qur’an.
4. Sekali waktu saya duduk dengan sepasang suami istri dalam satu pesawat menuju Madinah. Lama kami berbincang, tiba-tiba pembicaraan mengarah pada buku Tafsir Misbah karya ulama tafsir terkenal, Quraish Shihab. “ Duh pak Quraish itu bukunya banyak ini itu… (off the record). Oohh saya bilang…terus kenapa bapak bisa bilang begitu…yah karena isinya ini itu…. Kemudian saya jawab, “ Buku nomor berapa pak? Dia ketawa karena tidak tahu. Loh kan bapak bilang tadi begini begitu…dia menjawab, “Yah itu kata teman saya, kata ustadz saya…saya sendiri nggak tahu…!!! Saya bertanya menruskan, “ Kalau kira-kira ustads bapak atau teman bapak menulis lebih baik baik lagi bisa nggak? Dengan cepat di jawab, “ Yah nggak bisa donk.”

Pesawat jatuh, banyak terjadi bencana alam dll dengan cepat mulut mengkritik..si anu lah…nggak bener jadi president.nggak bener jadi menteri..wah sudah deh semua salah…Tapi ayo kita kumpulkan uang untuk kita bagi pada mereka…..”Aduh maaf yah saya kebetulan kagak ada duit..!!!!?
Lucu sekali manakala kritikan tidak berbuah solusi, hati menghitam yang pastinya akan mengeras, mulut penuh dengan dosa, sedangkan akal tidak tahu bahwa itu dosa karena memang tidak ada barometer pengetahuan Islam. Akhirnya! Ya sudah hidup sumpek karena semuanya salah, hati nggak pernah ceria karena terus menerus tertutup, akal apalagi terus menerawang nggak tentu arahnya. Akhirnya akal, hati dan raga berjalan sendiri sendiri.

Ada Yang Lebih Lucu Lagi!!!

Ada yang lebih lucu lagi dan sering kita dengar dan ini terjadi di lingkungan kita, di lingkungan masjid, majelis taklim dan yang sejenisnya.
Dengan semangat , ‘Back to Qur’an and Hadist,” dengan cepat menyalahkan yang dianggap tidak sesuai, sekali lagi tidak sesuai apa yang di dengarnya atau yang dibacanya. Ini kisah nyata, ada seorang pemuda dan orang tua yang bertengkar selepas shalat subuh mengenai masalah agama. Yang satu suka menyimak buku-buku Al-Albani yang satu orang jamaah tabligh. Bertengkarlah hebat…siapa yang salah…tidak ada yang benar..karena apa….boleh jadi mereka membenarkan apa yang diyakininya namun sayang semangat akhlak salafi tidak ada. Saya pernah belajar dengan Syaikh Kakhakil, wakil rector IIU Pakistan, seorang Afghan dam murid dari Albani sendiri, namun saya tidak sedikitpun mendengar kritikan, cemoohan terhadap orang yang berbeda dengannya. Karena apa!! Karena berilmu…yang berilmu tidak akan pernah menyalahkan orang lain. Saya pun dekat dengan jamaah tabligh..karena memang pusatnya di Pakistan…orang tabligh dari pakistan itu sebagian juga ulama dan hufadz (para penghafal Al-Qur’an) sekali lagi mereka pun sangat menghormati pendapat orang lain. Jadi gimana?? Yah karena suuz zhan, yang sama-sama ke masjid bertengkar juga kalau akalnya tidak diberi ilmu pengetahuan agama memadai.
Padahal ketika di Masjidil Haram., orang nggak peduli disebelahnya..mau pake mahdzab apa ke..ini kek..karena apa?? Yah karena replika padang mahsyar!! Masa sibuk nyari cela orang lain, sedangkan cela diri sendiri banyak bengeedh.


Pelajaran Berharga
1. Suuz Zhan adalah salah satu penyakit hati, ia harus dilatih untuk dilenyapkan. Tahan mulut ketika melihat sesuatu yang tidak disukainya.
2. Jangan banyak komentar kalau sekiranya menyakitkan orang yang mendengarnya. Kritikan yang bukan pada tempatnya tidak akan berbuah apapun dan hanya dosa yang semakin menumpuk.
3. Diam lebih baik dari pada berbicara yang akan menyakitkan orang lain
4. Hati-hati dengan suuz zhan yang terlihat baik, namun tetap dosa. Ketika kita mengukur kepada orang muslim lainnya, seperti kata-kata seperti, “Iya tuh, orang Islam itu harus nya banyak baca Al-Qur’an, orang Islam itu banyak yang jahil (bodo), coba kalau orang Islam mau zakat dll”
5. Jangan usil dengan kegiatan ibadah orang lain, belajar dan belajarlah karena ilmu Islam adalah untuk pribadi dan bukan alat untuk mengkritik ibadah orang lain. Berilah nasehat jika orang sudah shalat dhuhur 5 rakaat atau subuh 3 rakaat. Selama masih dalam koridor mustahab (praktek ibadah yang disukai: ibadah sunnah) jangan paksakan pada orang lain. Boleh jadi ada anggapan berpahala mengajak melakukan kesunahan namun ternyata menyakitkan orang yang diajaknya dan itu dosa.
6. Simpan rapat semua kebaikan kita, dan itu hanya rahasia antara kita dan Allah semata. Sayangi pahala itu karena ia tidak akan menghasilkan apapun jika menyebutkan pada orang lain.
7. Belajarlah ilmu agama karena ia solusi dalam setiap kesulitan hidup. Ilmu agama adalah pelita hati dan akal, dan bagi yang tidak mau bersusah payah mencari ilmu agama, meskipun hanya klik di internet, membaca buku, mendatangi masjid, pergi ke majelis taklim, maka ia tidak mau menghormati akal dan hatinya. Dia tidak mau menghargai dirinya sendiri. Dan tidak salah kalau Allah tidak akan menghormatinya karena mencari ilmu agama itu wajib hukumnya. Dan apapun masalahnya tetap saja mencari ilmu agama itu wajib.


NB:
Undangan Silaturahmi dan Kajian Islam pada tanggal 21 Juni 2009 Pukul: 08:00
DI JAKARTA BARAT. ALAMAT AKAN DIBERIKAN PADA MASING-MASING E-MAIL.
1. HANYA YANG BERKENAN HADIR SAJA DAN BAGI WARGA JAKARTA DAN SEKITARNYA.
2. YANG BERMINAT HANYA MENGIRIMKAN NAMA DAN ALAMAT E-MAIL SAJA DAN MESSAGE KE KANG ACKMANZ
3. SEDANGKAN YANG TIDAK HADIR BAIK DI KOTA MANAPUN TIDAK MENGAPA DAN TIDAK SEKALI LAGI TOLONG UNTUK TIDAK MENGIRIMKAN BERITA APA-APA.
4. Ayo gabung di page baru AL-QUR’AN PELITAKU karena Group Al-Qur’an-Sunnah Pelitaku sudah tidak bisa mengirim message ke semua members jika anggota telah mencapai lebih dari 5000 orang. Untuk bergabung klik disini:
http://www.facebook.com/profile.php?id=1123448353#/pages/Jakarta/Al-Quran-Sunnah-Pelitaku/95714860683?ref=ts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar