Minggu, 28 Juni 2009

DOA SEORANG MUSLIM

Seorang muslim mengenal Allah sebagai satu-satunya Tuhan, yang tidak ada Tuhan lain selain Dia, yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluknya dengan tuntas. Dia tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Dia memiliki apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia maha tinggi lagi maha agung (QS. 2:255).

Kalau demikian, bukankah seorang muslim akan selalu merasa aman dalam hidupnya? Ia sadar betul kepada siapa ia memasrahkan hidupnya. Ia telah dihindarkan dari rasa takut, cemas dan gelisah. Dan ia telah dijauhkan pula dari rasa lapar dan haus (QS. 106:4). Segala kebutuhannya telah dicukupi Tuhannya (QS.39:36)

Kalau begitu, apa lagi yang bisa menjerumuskannya dalam kebimbangan dan rasa was-was? Tidak ada sama sekali setelah ia menerima ajaran Tuhannya. Ia membaca: "Cukuplah Allah menjadi penolong kamu dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia Allah. Mereka tidak mendapatkan bencana apa-apa. Mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" (QS. 3:173-174). "Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu menyerahkan segala urusanmu jika kamu benar-benar beriman. (QS. Almaidah:23). Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong" (QS. Alfurqan:31).

Allah menciptakan kita, lalu Dia suruh kita hanya mengabdi kepada-Nya saja. Allah menciptakan kita dalam keadaan yang selalu susah dan payah: menghadapi ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa, dan buah-buahan (QS. 2:155). Lalu apa yang bisa menghalangi Allah untuk menolong kita? Segala sesuatunya bermula dari-Nya dan akan kembali berakhir kepada-Nya (QS. 2:156).

Nabi Ibrahim as dihadapkan pada kezaliman seorang penguasa. Ketika beliau diceburkan ke dalam tumpukan api besar, ia hanya berkata: "Cukuplah Allah sebagai tempat berserah diri." Lalu ia keluar dari api dalam keadaan selamat tanpa sedikitpun bagian-bagian tubuhnya tersentuh api.

Kita diajarkan agar berdoa kepada Allah untuk memenuhi segala kebutuhan dan untuk mengatasi rasa takut. Kenapa mesti berdoa? Padahal Dia maha mengetahui apa yang telah, sedang, dan akan terjadi. Dengan ilmu dan kekuasaan-Nya, Dia mengurusi makhluk-Nya dengan tuntas. Dia sibuk setiap hari, tidak tidur dan tidak pula mengantuk. Dia adalah penguasa segala sesuatu. Tidak ada penguasa selain-Nya. Dia adalah penguasa yang sangat dermawan. Kedermawanan-Nya bersifat azali. Tidak perlu ada syarat tertentu agar kedermawanan-Nya muncul. Tidak perlu ada sogokan. Tidak perlu ada permintaan. Jika demikian, kenapa kita harus berdoa?

Berdoa adalah ibadah. Kita hidup hanyalahh untuk beribadah. Seluruh kehidupan kita adalah ibadah. seluruh kehidupan kita adalah sholat, puasa, zakat, haji, dan: berdoa. Seluruh kehidupan kita adalah pengabdian kepada-Nya. Seluruhnya, bukan sebagian-sebagian.

Pada saat seorang muslim berdoa, tampaklah pengabdiannya kepada Allah. Jadi yang tampak bukan kemampuannya meminta. Seorang yang telah menyerahkan segala-galannya kepada Allah, tidak ada lagi yang tersisa pada dirinya, tidak juga kemampuan meminta.

Dalam kepasrahan, yang ada hanyalah: sepi, sunyi dan senyap. Tidak ada lagi kehendak, karena yang berkehendak adalah yang menguasai, kehendak yang dikuasai adalah kehendak yang menguasai. Itu saja.

Maka, ketika kebutuhan kita tercukupi atau keinginan kita terwujud, itu bukan lantaran kehendak kita, dan itu juga bukan lantaran doa kita. Semata-mata itu hanyalah kehendak Allah.

Pada saat kebutuhan hidup begitu menghimpit, lantas muncul kehendak untuk berdoa, maka berdoalah. tapi ingat, kehendak itu bukan kehendak kita, tapi kehendak Allah. Dia berkehendak agar kita selalu beribadah kepada-Nya semata. Lalu dengan cara-Nya sendiri Dia menjadikan kita selalu beribadah kepada-Nya, termasuk dengan cara berdoa.

Jadi, bagi seorang muslim yang utuh, berdoa bukanlah perilaku yang menyimpang dari laku kepasrahan kepada Allah. Bahkan berdoa adalah sebagian bentuk dari kepasrahan. Kita pasrah ketika Dia berkata: berdoalah kepada-Ku. Lantas kita berdoa kepada-Nya.

Duhai... para pencari ketenangan,
Pecinta kedamaian,
Kembalilah kepada Tuhanmu.
Biarkan Dia menggenggam dirimu
Dengan jari-jemari-Nya yang lembut dan penuh kasih.
Biarkan kehendak-Nya memenuhi rongga-rongga dirimu.
Biarkan, karena dirimu adalah milik-Nya.
Dan, sekali-kali Dia tidak akan menganiaya milik-Nya sendiri.

Salam,
http://sutris.blogspot.com/2009/06/doa-seorang-muslim.html

Semua yang suka menulis dan ingin menerbitkan buku, gabung kesini:
http://www.facebook.com/group.php?gid=127552305787#/group.php?gid=95475662302

Tidak ada komentar:

Posting Komentar