Selasa, 26 Januari 2010

Air Mata Umar

Air Mata Umar

By: agussyafii

Cerita favorit anak-anak Amalia adalah air mata Umar Bin Khattab. Air mata Umar Bin Khattab mengisahkan tentang kebiasaan Umar Bin Khattab, sang khalifah yang pada malam hari suka berkeliling di kota Madinah untuk memantau keadaan masyarakat. Sampailah pada suatu malam, tiba-tiba mendengar suara tangisan anak-anak disebuah gubuk karena penasaran Umar mendekati gubuk itu,

'Assalamu'alaikum,' salam Umar Bin Khattab. Dari dalam rumah terdengar menjawab salam, Wa'alaikum salam,' jawab seorang perempuan tua dengan lembutnya sambil mempersilahkan masuk. Alangkah kagetnya Umar menyaksikan tiga anak yang terus menangis sambil memegang perut diatas dipan yang sudah reot. Melihat keadaan seperti itu air mata Umar Bin Khattab mengalir begitu saja tanpa terasa. Kemudian dia bertanya kepada perempuan tua itu. 'Mengapa mereka menangis?'

'Mereka kelaparan, kedua orang tuanya sudah tiada sementara saya sudah tidak sanggup lagi untuk membeli makanan untuk mereka. Sejak kedua orang tua mereka meninggal sudah tidak ada lagi yang menjenguknya,' ucap perempuan tua dengan wajah bersedih. 'Bukankah ibu sedang menanak makanan?' tanya Umar terheran. Lalu perempuan itu menjawab, 'Saya telah membohongi mereka, bukan gandum yang saya tanak melainkan batu agar mereka berhenti menangis.' Umar nampak terkaget-kaget.

'Batu?' kata Umar tak lagi mampu menahan perih didadanya, hatinya terluka bagai disayat menyaksikan penderitaan yang dialami anak-anak yatim paitu dan seorang nenek tua itu. Air mata itu tak terbendung lagi, Umar Bin Khattab bergegas pamit meninggalkan mereka. Disaat di rumah Umar segera mengambil air wudhu untuk sholat dan berdoa, 'Ya Alloh, ampunilah hambaMu ini yang telah melalaikan mereka, Izinkan hamba menebus semua kesalahan.'

Dengan secepatnya Umar Bin Khatttab mengambil sekarung gandum,sekantong roti dan susu segar untuk diserahkan kepada anak-anak yatim piatu dan nenek yang membutuhkannya. Tak lama kemudian ketiga anak itu disuapinya oleh neneknya. Anak-anak terlihat lahap makannya. Nenek itu bercerita, ketika kedua orang tua masih hidup cinta dan kasih sayangnya kepada mereka bertiga senantiasa disuapi. Setiap suapannya dihasi dengan senyuman yang indah dari ayah dan ibunya. Sejak peristiwa itu Umar Bin Khattab berjanji tidak akan pernah ada lagi penduduk dinegerinya yang kelaparan.

Diakhir cerita saya berpesan kepada anak-anak Amalia bahwa sepatutnya kita meneladani kemuliaan budi pekerti Umar Bin Khattab yang peka terhadap lingkungan dan membantu meringankan penderitaan orang lain. Sebagaimana Nabi Muhamad SAW mengajarkan kita bahwa sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi sesamanya.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Amalia Satukan Hati (SEHATI)' Hari Ahad, Tanggal 14 Februari 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan komentar anda di http://agussyafii.blogspot.com atau http://www.facebook.com/agussyafii, http://www.twitter.com/agussyafii, atau sms di 087 8777 12 431

Tidak ada komentar:

Posting Komentar