Sabtu, 01 Agustus 2009

Kata-kata bijak syeikh al mijahid ahmad yasin

Almarhum tidak cuma pantas dikenang kegigihannya dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel. Ucapannya pun tak bisa dilupakan. Banyak di antara pernyatannya yang sangat menggugah. Aksi barbar dilakukan oleh Israel ba’da Shubuh hari Senin (22/3) lalu. Tiga rudal melesat dari sebuah helikopter, menghancurkan tubuh renta pimpinan spiritual Hamas, Syeikh Ahmad Yasin. Serangan itu adalah upaya kesekian kali untuk mengakhiri hidup figur kharismatik yang saban hari tak bisa lepas dari kursi roda itu. Tanggal 6 September 2003, rudal juga pernah ditembakkan ke arah Syeikh Yasin. Saat itu almarhum hanya luka tangan kanannya. Kita ikhlaskan Syeikh Ahmad Yasin menemui syahid. Insya Allah akan muncul Ahmad Yasin Ahmad Yasin berikutnya. “Hamas akan terus tumbuh, mengakar tidak saja di Palestina dan dunia Arab, bahkan di dunia,” ujarnya suatu saat. Kata-katanya yang menggugah akan terus dikenang para pejuang Islam. Di antaranya sebagai berikut:
Sesungguhnya aku, seorang tua yang
lemah, tidak mampu
memegang pena dan menyandang senjata
dengan tanganku
yang sudah mati (lumpuh). Aku bukan
seorang penceramah
yang lantang yang mampu menggemparkan semua tempat
dengan suaraku (yang perlahan ini) Aku tidak mampu
untuk kemana-mana tempat untuk memenuhi hajatku
kecuali jika mereka menggerakkan (kursi roda)-ku Aku,
yang sudah beruban putih dan berada di penghujung
usia. Aku, yang diserang pelbagai penyakit dan ditimpa
bermacam-macam penderitaan Adakah segala macam
penyakit dan kecacatan yang tertimpa ke atasku turut
menimpa bangsa Arab hingga menjadikan mereka begitu
lemah. Adakah kalian semua begitu, wahai Arab, kalian
diam membisu dan lemah, ataukah kalian semua telah
mati binasa Adakah hati kalian tidak bergelora melihat
kekejaman terhadap kami sehingga tiada satu kaumpun
bangkit menyatakan kemarahan karena Allah. Tiada satu
kaumpun (di kalangan kalian) yang bangkit menentang
musuh-musuh Allah yang telah mengobarkan perang
antarbangsa ke atas kami dan menukarkan kami daripada
golongan mulia yang dianiaya dan dizhalimi kepada
pembunuh dan pembantai yang ganas. (Tidak adakah yang
mau bangkit menentang musuh-musuh) yang telah berjanji
setia untuk menghancurkan dan menghukum kami Tidak
malukah ummat ini terhadap dirinya yang dihina
sedangkan padanya ada kemuliaan. Tidak malukah negara-
negara ummat ini membiarkan penjajah Zionis dan sekutu
antarabangsanya tanpa memandang kami dengan pandangan
yang mampu mengesat air mata kami dan meringankan
beban kami Adakah kekuatan-kekuatan ummat ini, pasukan
tentaranya, partai-partainya, badan-badannya, dan
tokoh-tokohnya tidak mau marah karena Allah dengan
kemarahan sebenarnya lalu mereka keluar beramai-ramai
sambil menyerukan, “Ya Allah, perkuatkanlah saudara-
saudara kami yang sedang dipatah-patahkan, kasihanilah
saudara-saudara kami yang lemah ditindas dan bantulah
hamba-hambamu yang beriman!” Adakah kalian tidak
memiliki kekuatan berdoa untuk kami? Seketika nanti
kalian akan mendengar mengenai peperangan besar ke
atas kami dan ketika itu kami akan terus berdiri
dengan tertulis di dahi kami bahwa kami akan mati
berdiri dan berdepan dengan musuh, bukan mati
membelakang (dalam keadaan melarikan lari) dan akan
mati bersama-sama kami, anak-anak kami, wanita-wanita,
orang-orang tua, dan pemuda-pemuda Kami jadikan di
kalangan mereka sebagai kayu bakar buat ummat yang
diam dalam kebodohan! Janganlah kalian menanti hingga
kami menyerah atau mengangkat bendera putih kerana
kami telah belajar bahwa kami tetap akan mati walaupun
kami berbuat demikian (menyerah). Biarkan kami mati
dalam kemuliaan sebagai mujahid Jika kalian mau,
marilah bersama-sama kami sedaya mungkin. Tugas
membela kami terpikul di bahu kalian. Kalian juga
sepatutnya menyaksikan kematian kami dan menghulurkan
simpati. Sesungguhnya Allah akan menghukum siapa saja
yang lalai menunaikan kewajiban yang diamanahkan Dan
kami berharap kepada kalian supaya jangan menjadi
musuh yang menambah penderitaan kami. Demi Allah,
jangan menjadi musuh kepada kami wahai pemimpin-
pemimpin ummat ini, wahai bangsa ummat ini”. Tentang
nasib rakyat Palestina, Syeikh Ahmad Yasin memberi 2
alternatif: menyerah atau terus melawan. Kalau rakyat
Palestina mau hidup di bawah penjajahan Israel, maka
pilihannya menyerah. Bila mengharap kemerdekaan dan
kehidupan mulia di kemudian hari, pilihannya hanya
melawan. “Perlawanan ini tidak terbatas. Karena musuh
kita (Israel) menyerang dengan segala bentuk senjata
tank, pesawat tempur, helikopter, roket, dan lainnya.
Maka sekarang mengapa kita harus tunduk untuk
membatasi cara kita melawan? Kita yang seharusnya
membatasi senjata yang akan kita gunakan tergantung
kemampuan dan kondisi riil di lapangan. Mereka
membunuh di titik kelemahan kita, dan kita merespons
pada titik kelemahan mereka. Mengapa mereka hidup aman
di Tel Aviv, Haifa, Ramlah dan lain-lainnya, sementara
kita terus diserang. Maka tidak ada rumusan aman bagi
mereka selama kita tidak hidup aman dan manusiawi”.
Sebuah wawancara di Majalah Al-Mujtama’ Kuwait dalam
peringatan 15 tahun Hamas memperlihatkan bagaimana
sikap Syeikh Ahmad Yasin terhadap upaya perdamaian
yang selama ini sering digembar-gemborkan banyak
pihak. Hal itu hanya bentuk kekalahan “banci” yang
justru akan melenyapkan hak-hak fundamental bangsa
Palestina. “Kita harus mengetahui bahwa operasi-
operasi jihad dan perlawanan telah memberikan bangsa
Palesina haknya untuk eksis dan membela diri, dimana
Israel tidak mengakui eksistensi kita sebelumnya. Dari
Oslo, mereka (Israel) mengakui otonomi pasca
Intifadhah I, dan sekarang mengakui negara Palsetina.
Bahkan partai Likud yang dulu tidak mengakui Palestina
sama sekali, sekarang mengakui negara Palestina, walau
tanpa bentuk. Kita (bangsa Palestina) maju jauh (dari
kondisi dulu) dan musuh mundur, karena operasi-operasi
jihad dan resistensi. Mereka menginginkan kita
menghentikan operasi-operasi ini untuk memecah tekad
bangsa untuk hidup merdeka. Negeri kita dijajah dan
ingin kita bebaskan. Kita tidak menghabisi bangsa
Yahudi atau orang selain kita, tetapi yang kita
inginkan adalah negara Islam di atas negeri dan hak
kita. Banyak sudah tokoh-tokoh Hamas yang syahid, Imad
Aqil, Yahya Ayyash, Muhyiddin Syarif, bahkan anak-anak
di bawah umur yang terjun ke medan perang dengan gagah
berani. Di mata Syeikh Ahmad Yasin, kesyahidan mereka
tidak membuat spirit juang bangsa Palestina kendor dan
buyar. Ketika Ayyash syahid, arsitek-arsitek lain
tumbuh bagai jamur. Gugurnya pejuang tidak membuat
jihad ini berhenti. Ketika satu pejuang syahid, seribu
pejuang baru muncul, dan ini fadhillah buat ummat ini
hingga perjuangan terus berlanjut hingga hari kiamat.
Kemenangan terwujud atau mati syahid. Generasi pejuang
sekarang ini antri untuk mempersembahkan jiwa dan
raganya di jalan jihad, walau perjalanan masih
panjang. Memang jalan penuh dengan bahaya dan kematian
syahid adalah jalan menuju kemenangan. Hamas siap
untuk mempersembahkan setiap hari bom syahid sampai 20
tahun ke depan. Kini Palestina menunggu generasi masa
depan yaitu jail al-tahrir (generasi pembebas). Tidak
ada kekuatan dunia yang dapat mematahkan perlawanan
Intifadhah. Tidak Amerika, tidak Israel, dan tidak ada
kekuatan dunia yang dapat memadamkan perlawanan.
Penjajah akan lenyap, insya Allah, dalam rentang waktu
dua atau tiga dekade mendatang.
Semoga Allah merahmatinya !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar